Rahasia Kelezatan Sambel Telah Terkuak

Berbeda dengan masa kecil yang tidak kuat dengan pedas-meski sedikit, sekarang saya adalah penggemar berat sambel. Suatu ketika saya diajak teman kantor untuk mencoba makan di warung sunda yang terkenal dengan sambal dadakan-nya. Seketika itu juga, sejak sesapan yang pertama (halah!) saya langsung jatuh cinta dengan yang namanya sambal dadakan.

Bukan bermaksud membandingkan sambal racikan Ibu saya yang juga nikmat, namun jujur perpaduan rasa dan aroma dari sambal dadakan ini begitu mencuri perhatian. Sambal Ibu saya terasa... hmmmmm orang jawa bilang “lemu”, "rich " gitu kali kalau dicari padanan katanya di bahasa Inggris. Ke-rich-an tersebut didapat dari lemak sebab sebelumnya digoreng terlebih dahulu semua bahannya. Sementara sambal dadakan ini lebih mencondongkan rasa segar karena semua bahannya kebetulan mentah sebelum diolah.

Oke, setelah sekian lama menjadi fans dari sambal dadakan dan beberapa kali saya juga sempat mencoba untuk bikin sambal yang sama di rumah, yang hasilnya selalu jauh dibawah standar kelezatan sambal alias mengecewakan, maka saya putuskan untuk menguak misteri kelezatan si kondang sambal dadakan. Sampai pada suatu kunjungan kesana saya coba observasi proses pembuatan sambal dadakan. Dengan sedikit wawancara sebagai metode observasi didapatlah bahwa selain karena nampaknya tangan si Ibu di-train di dapur surga, ternyata rahasia terbesar dari kelezatan sambal dadakan ini adalah TIDAK PAKAI BAWANG PUTIH!

Shock banget, bawang putih yang selama ini adalah andalan dalam setiap masakan-termasuk sambal-kali ini dengan beribu maaf terpaksa di anak tirikan. Bawang putih yang juga selalu dipakai Ibu saya dan saya untuk membuat sambal andalannya benar-benar tidak diperhitungkan. Ketika ditanya kenapa ga pakai bawang putih, Si Ibu menjawab “ya ga tahuu, emang dari sononya begitu”. Nah! Semakin menegaskan bahwa Si Ibu pembuat sambal mendapatkan ilmunya dari nenenk moyang secara turun temurun, khas cara penularan ilmu jaman dulu dimana akan pamali ketika kita menanyakan asal muasal dari segala sesuatu. Just take it as a granted, gitu kali maksud si Ibu. Atau bisa jadi si Ibu cukup rendah hati menyembunyikan skill nya tersebut memang diasah di dapur surga.

Ah sudahlah, yang penting saya sudah tahu rahasianya. Berikut step by step cara membuat sambal yang berhasil saya abadikan pas obervasi. Mohon maaf kalau kurang jelas karena Si Ibu begitu cepat mengulek si sambal. Cuman yang pasti,sebelum bikin sambal dadakan ini siapkan cobek batu dan ulekan batu!. Yess, the stone one. Ga usah tanya kenapa mesti ulekan batu. "Dari sononya begitu!" hehehe

Here we go, let us start!
Pertama tama uleklah bahan bahan seperti cabai merah,terasi, garam, dan bawang merah.Saya lupa apakah disertakan dengan cabai rawit juga atau tidak, tapi kalau dilihat dari penampakannya cabai yang digunakan adalah murni cabai merah, semacam cabai keriting gitu.

Setelah lumat, masukkan potongan tomat dan gula jawa. Kemudian setelah lumat semuanya kucurkan air perasan jeruk limau, aduk dan campur jadi satu.

Hidangkan sambal dadakan yang sudah jadi ini kedalam tempat atau cobek dari kayu.
Then here you have it
! Sambal dadakan!

Oh ya takaran untuk masing masing bahan adalah sesuai selera, you know what I mean. Happy trying, and enjoy your meal.

salam,
Ian


0 comments: