pfuih...

saya marah karena saya salah

saya terlena hingga salah membaca

sekarang saya sudah jatuh,

terpuruk

0 comments:

minta maaf

segeralah minta maaf, kalau anda merasa bersalah. untuk minta maaf, tidak perlu yakin merasa bersalah dulu. karena selain diri sendiri, yang menilai salah dan tidakya kita adalah orang lain.
berani minta maaf, berarti kita mengakui tak ada manusia sempurna. minta maaf adalah bukti kelapangdadaan. minta maaf, adalah cermin luasnya hati. kalau minta maaf, tinggalkan ego, dan saudaranya : gengsi. karena minta maaf paling senang dengan ikhlas dan tulus.

0 comments:

kesepian


photo by : alicemariedesign

saya membeli Kompas hari ini. Seperti biasa untuk kompas minggu saya tidak pernah melewatkan kolom kehidupan.

Kolom Kompas minngu kali ini membahas tentang kekerabatan di kota-kota besar, khususnya Jakarta. Ditulis, bahwa kebanyakan warga Jakarta menghabiskan akhir pekan dengan santai di rumah bersama keluarga. Seandainya mereka ingin pergi ke luar, maka yang dituju adalah mal. Memilih mal bagi mereka dengan pertimbangan di mal mereka bisa mendapatkan apapun yang menhibur hanya di dalam satu tempat. istilah orang properti adalah one stop ebtertainment.

berkunjung ke rumah saudara, paman, bibi, pakde, bude adalah aktivitas yang sudah semakin jarang dilakukan oleh orang orang urban. Sampai-sampai di Kompas juga ditulis, ada sebuah keluarga dimana anak-anak mereka merasa tidak betah berada di rumah sepupunya karena merasa tidak akrab. Hal itu dikarenakan saking jarangnya mereka bersua(alah!), bermain bersama. Bayangkan padahal mereka masih memiliki tali kekerabatan yang sedemikian dekatnya..Sebenarnya.

Pertanyaanya adalah mengapa warga Jakarta jarang pergi ke tempat saudara? banyak alasan yang bisa dijadikan jawaban. Pertama adalah karena memang mereka adalah pendatang jadi saudara mereka ada di daerah. Yang itu artinya memang tidak memungkinkan untuk dikunjungi tiap pekan. Yang kedua adalah karena jarak yang jauh. artinya adalah dibutuhkan tenaga dan waktu ekstra untuk bisa pergi kesana. Maklum Jakarta kan rimbanya kemacetan, siapa yang mau wekend-wekend menembus kemacetan yang sudah biasa dilalui tiap harikerja itu? (btw, memangnya weekend di Jakarta macet ya?), Trus yang ketiga karena masing-masing anggota saling berebenturan jadwal aktivitas, sudah mempunyai agenda sendiri sehingga tidak mungkin untuk pergi bersama.

Tepat seminggu yang lalu tante saya datang dari Jakarta karena ada urusan kantor di Semarang. Nah,ketika saya menemainya nunnggu kereta di peron statiun tawang, dia ngasih nasehat yang kurang lebih aku musti menjaga hubungan persaudaraan dengan baik. Dia menasehati seringlah untuk pulang, dan kalaupun pulang jangan cuma ibu saja yang ditemui, tapi tengok dan mampirlah ke rumah saudara yang lain. Itu semua, katanya, adalah demi keutuhan keluarga besar. Karena, tambah tanteku lagi nih, nanti kalau suatu saat ada apa-apa dan kita butuh pertolongan siapa lagi yang paling dekat dan 'enak' dimintai tolong selain saudara kita sendiri?
Well, sampai sekarang saya masih berusaha meresapi apa yang dibilang tante saya.

Segalanya memang berubah, saya akui hubungan saya dengan keluraga besar perlahan-lahan semakin memudar. saya masih ingat, dulu waktu kecil saya biasa diajak ibu berkunuung ke rumah nenek, adiknya nenek, kakaknya nenek, sampai rumah saudara yang lumayan jauh jaraknya. Saya baru tahu arti dari semua itu sekarang. yah, sekarang ketika saya sudah jauh dari rumah, jauh dari orangtua, termasuk orang yang dituakan. Saya sibuk dengan kerjaan dan godaan di sekitar. Saya jadi jarang pulang. Komunikasi pun jarang. Parahnya saya pun jarang sosialisai dengan teman. bahkan teman satu rumah! Nyaris semua teman saya menghilang. yang ada teman saya hanya teman kerja di tempat kerja.

saya merasa sendiri. Kata Kak Seto seperti yang dituis di Kompas minggu ini, saya teralienasi. Kata Rubert Weiss (1973), juga di kolom yang sama, saya menderita kesepian emosional dan kesepian sosial.

mesakne yo aku...........

0 comments:

hujan, langit, ramalan

2 hari berturut turut yang lalu, Semarang diguyur hujan yang cukup deras. hujan itu dimulai sore hari dan berlangsung sampai pagi. Nah, saking derasnya teman saya bilang bahwa itu adalah hujan pamungkas di musim hujan ini!

lho,kagetlah saya dengan pernyataan teman saya tadi. sebagai orang penyuka hujan, saya belum rela untuk berpisah dengan dingin dan'romantis'nya sang hujan. Saya belum puas main hujan.

Nah, tadi pagi saya baca koran nasional. Pada kolom cuaca diberitakan bahwa kota-kota besar di Indonesia akan mendapat hujan, termasuk Semarang. hmmm.. lega saya membaca berita itu.Tapi, Pagi berlalu, siang lewat, sampai sore ini hujan masih belum juga turun. Langit terlihat sangat cerah.tidak ada mendung.

Dalam hati saya berguman : kayaknya ramalan cuaca tadi pagi sedikit meleset...
Tapi, saya masih tetap optimis, apakah nanti malam akan hujan? kita tunggu saja..







langit pagi hari ini di daerah bukitsari

0 comments: