Lebaran 2012

Lebaran tahun 2012 ini adalah lebaran ke-2 saya mudiknya dari Jakarta. Tiap lebaran pstinya punya cerita yang berbeda tiap tahun, meski sebenarnya temanyajuga sama saja. Nah, biar enak, saya bagi cerita saya ini menjadi 3 tahap; berangkat mudik, lebaran di kampong, dan berangkat balik ke Jakarta.
Berangkat mudik
Berbeda dengan tahun kemarin yang saya mudik dengan menggunakan kereta api, tahun ini saya menggunakan jasa mudik gratis yang dipersembahakn oleh sebuah hypermarket dari Perancis yang arti namanya adalah prapatan. Ceritanya, saya dapat tawaran itu dari temen kantor saya. Ceritanta gimana, yang jelas saya dapat aja, hehe. Saya mau coba mudik gratis karena ada temennya dari kantor, selain itu pengalaman baru, kapanlagi coba punya kesempatan mudik bareng2 sama orang-orang, dan bonusnya adalah gratisnya itu. Alhamdulillah itu sangat sesuatu, budget buat beli tiket bisa buat tambahan berlebaran di rumah.
Saya berangkat pagi-pagi sama temen saya ke Senayan, tempat berkumpulnya bus. Di tiket mudik gratis saya ditulis keberangkatan antara jam 6-10 pagi. Dengan berangkat pagi, niatnya biar dapat bus cepet dan bisa pulang cepet. Gak tahunya, sesampai di senayan, kami harus daftar dulu, yang mana antreanya panjaaang banget. Untungnya jurusanku yang Semarang gak terlalu panjang, sementara temen saya yang jurussnnya Jogja, wuidiihhh panjangnya.
Ada saja kejadian, pas antre. Ada peserta mudik yang jurusanya Jember antrinya di jurusan Pekalongan. Kasian padahal dia sudah antri lama banget. Yang paling parah adalah, ada ibu sekeluarga yang antri padahal dia adalah peserta mudik gratis yang diadakan oleh sebuah partai! Hahaha. Saya bisa bayangin gimana ribetnya panitia waktu itu.
Akhirnya saya pun dapat busnya, yaitu : Semarang 2! Sebelum cari bus, saya pergi ke toilet dulu untuk buat membuang semua isi perut, jaga-jaga supaya perjalanannya berlangsung dengan nyaman. . Dengan tas ransel yang lumayan gede, singkat cerita saya masuklah ke bilik toilet di Senayan. Biasalah namanya juga toilet umum, lantainya basah keadannya, ditambah gak ada paku atau apa kek yang bisa dijadikan gantungan tas saya yang gede itu. Karena males tasnya jadi basah di lantai, saya putuskan untuk naruh ta situ di tembok perbtasan dengan bilik toilet sebelah (kebetulan dinding itu ga nyentuh langit-langit). Pas saya taroh tas di atas,,gak sengaja dan gak liat sebelumnya saya kayak nyenggol benda dingin keras macam batu atau bongakahan keramik. Dan jatuhlah benda itu, dengan disambung beberapa detik kemudian dengan teriakan “ ADOOOUUUH!”.
Batu itu jatuh ternyata mengenai orang yang lagi pup. Wueee, sontak, aku keluar dari toilet lagi. Mau minta maaf, jangan2 orang itu marah! Eh gak taunya dia ga keluar, mungkin masih konsen sama aktivitasnya kali ya. Yasudahlah,.. perkara dia mau lempar batu lagi ke saya juga gapapa. Pas

0 comments: