Dulu dan Sekarang: Berubah

Semalam saya datang ke acara festival film German di Goethe. Menonton film-film festival adalah salah satu hobi saya dari dulu. Bahwa dulu pas suka pinjem film di vcd rental di Semarang, saya suka memilih film film yang pernah masuk festival. Cirinya gampang saja untuk menemukan film yang dimaksud, biasanya di cover film ada logo berupa tulisan tulisan yang diapit 2 helai daun-saya gak tahu istilahnya apa untuk menyebut dua helai daun itu. Heheheh. Kenapa saya suka film festival? Oke, itu karena ceritanya cenderung seputar keseharian kita namun mengulik dari sisi yang kadang tidak terpikirkan dari film-film pop. Itu juga yang kadang bikin film festival jadi agak ‘dalem’ atau ‘berat’, jadi mesti pake mikir atau merenung pas nonton atau habis nonton.

Dari pengalaman nonton semalam, saya merasa kalau ternyata saya sudah lama sekali tidak nonton film-film festival sejak pindah ke Jakarta, hampir 4 tahun. Dan menariknya rasanya saya sudah berubah, saya merasa sudah tidak terlalu tertarik dengan film-film itu yang kebanyakan ngobrol dan secara alur sangat lambat. Belum lagi entah kenapa semalam dalam hati saya geli melihat penampilan teman-teman sesama penonton yang memang berbeda dibandingkan penonton film populer. Mereka nyentrik! Dan maaf kadang suka sedikit maksa (menurut saya)

Pada akhirnya saya akui orang memang berubah: seleranya, standarnya, sudut pandangnya. Saya bukan tipikal orang yang suka pakai banyak merenung lagi dalam menanggapi banyak hal yang terjadi, kayak film festival. Saya prefer yang simple-simple saja. It is better for me now to take everything easy, just like the pop movie. However, I still may not judge (even laugh at) people’s choice. I gotta give my respect to others.

Oh ya, satu yang masih jadi kekuatan film festival adalah ceritanya masih susah ketebak!

salam,
Ian

0 comments: