Jangan suka menampakkan mood anda yang jelek ke orang lain, gak sopan tau!

Kadang kita suka dengan acuhnya ngomong dengan nada dan volume agak keras atau keras sekalian:
“Lagi be te nih!!” Terus habis itu langsung kita nyruduk sana-nyruduk sini seenak sendiri. Kalau srudkukan kita salah sasaran dan lantas ditegur orang yang gak terima srudukan kita, bukannya malah jadi sadar, justru tingkat mood kita yang bete itu naik tingkat ke anak tangga yang lebih tinggi bernama: marah. Nah ini, kalau sudah marah pasti srdukannya pun berubah jadi lebih ganas. Biasanya orang dengan tipe mood dan karakternya yang kayak gini ini, adalah orang yang merasa selalu benar sendiri. Sukar untuk bisa mendengarkan.


Ada lagi, orang kalau bete itu sukanya dieemmm aja. Sebenarnya gak jadi soal kalau diamnya itu benerp-bener diem, anteng kata orang jawa. Nah kalao diemnya itu malah ternyata lagi nyusun rencana busuk agar bisa diperhatikan orang lain? Kacau namanya. (bau busuk lagi). Bisa jadi orang yang kalau bete diem, tapi tetep saja ganggu orang lain adalah orang yang dalam kesehariannya selalu berhubungan dengan orang lain. Bisa dia adalah anggota dari sebuah tim/divisi perusahaan yang dituntut mesti selalu kompak dengan yang lainnya, bisa juga dia adalah anggota rumah tangga-suami, istri, anak- yang memang tugas sebgai anggota harus dilaksanakan betul-betul demi kelangsungan fungsi rumah tangga yang baik. Terus, bagaimna sejarahnya orang diem kok bisa merugikan orang lain?

Ok, mari kita bahas: orang, kalau sudah bete maka biasanya ada 2 pilihan sebagai alternatif jalan pelampoiasannya. Pertama adalah dengan meluapkan emosi, entah itu lewat marah atau lainnya, bisa juga lewat diam. Nah, kadang opsi yang kedua itu yang justru malah ngganggu. Coba bayangin, waktu lagi kerja bareng timnya dia malah diemmm aja. Waktu diminnta pendapat juga diemm aja. Belum lagi body languange yang gak enak, kayak tingkah sakpenake dewe, raut muka yang jadi tidak menarik, bibir manyun, mata tidak menggairahkan, duduk atau ebrdiri juga ogah-ogahan. Hmmm apa tidak mengganggu tu namanya?

Ada lagi, orang yang kalau lagi mendapatkan sesuatu yang bermasalah, inginya selalu… saja orang lain juga ikut tahu. Cari perhatian gitu lah…. Misal, kondisi tubuh lagi gak fit tapi dipaksaain ke kantor. Lalu di kantor, dia memperlihatkan sikap yang mengidikasikan kalau dia sakit, seperti : wajahnya dibikin-bikin lesu, wajahnya dibuat memelas, menggigil, atau dibatukbatukin. Tujuannya sih apalagi kalau bukan mencari perhatian. Terus, kalau perhatian yang diharapkan tidak keluar juga, maka dari mulutnya akan keluar rintihan-rintihan yang menggambarkan penderitaann yang sedang dialaminya, dengan tujuan masih sama: mengharap perhatian.

Sebenarnya gak ada salahnya sih kita minta perhatian dengan teman atau partner kerja atau apalah. Cuman, lihat-lihat kondisilah! Jangan karena anda bete atau sakit anda malah jadi pengganggu atau membuat suasana jadi labil. Yang sebelumnya fine-fine saja berubah jadi bad-bad gimana. Kurang etis kalau kata nenek saya. Meminta perhatian atau menyalurkan emosi sih sah-sah saja, asal dengan catatan dilakukan dengan wajar-wajar saja. Gak usah berlebihan, sesuatu yang berlebihan biasanya tak baik. Nenek saya pernah menasehati ; belajarlah melakukan segala sesutu sendiri dulu, mintalah pertolongan orag lain kalau kamau memang sudah tidak kuasa untuk menanggungnya, terus,,selain itu nenek juga pernah berpesan; salah satu ciri orang yang cerdas adalah bisa mengendalikan emosi..

0 comments: