Kehilangan

Hari itu Sabtu, 9 April 2011. HP saya mati. Dan mau gak mau memang saya harus membeli yang baru lagi. Rencananya saya sepulang kantor akan langsung pergi ke mal deket kantor untuk beli hp pengganti. Dan singkat cerita, dapatlah hp yang dimaksud meskipun yang terjadi saya membeli hp dengan harga di atas bujet yang saya tetapkan.

Malamnya seperti yang sudah direncanakan sebelumnya juga, saya ketemuan dengan teman-teman. Sampai kemudian ternyata malam itu pula saya kehilangan kamera dan hp cdma. Saya baru sadar tentang kehilangan kedua barang tadi adalah keesokan harinya ketika saya hendak menggunakan barang tersebut. Lemes saya pas tahu kamera saya gak ada. Kamera itu adalah benda yang sangat saya sayangi. Kemanapun saya pergi selalu saya bawa. Itu adalah mainan saya. Jujur mood saya saat itu berubah : sedih + lemes.

Sorenya ketika saya pulang ke kos. Perasaan lemes itu masih saja menempel. Saya sangat kehilangan . Karena itu berarti saya tidak akan melakukan hobi saya lagi. Mungkin anda semuanya tahu bagaiamana kehilangan sesuatu yang anda sayangi atau kehilangan sesuatu yang biasa anda lakukan. Saya sadar peristiwa seperti ini pasi memang akan terjadi, dengan kata lain saya dipastikan akan mengalaminya. Tapi yang gak habis pikir, ternyata waktunya secepat ini. harus sekarang. Hehe. Saya diuji ternyata.

Namun demikian, beberapa hari ini saya belajar iklas. Saya memang harus belajar. Karena ternyata saya harus tetap bersyukur apapun yang terjadi. Syukur karena bukan leptop yang hilang. Syukur saya masih sehat. Untung bukan sesuatu yang lain yang lebih saya sayangi yang hilang. Lagipula ternyata saya pun mendapat kabar bahwa teman/sahabat saya juga mengalami hal yang sama. Teman saya sebelum saya berangkat ke Bandung kena tipu uang yang jumlahnya besar, teman saya yang lain kehilangan uang yang nilanya juga lebih besar, dan kemarin, ketika saya sedang ngobrol sama teman di pinggir jalan, gak tahunya dia juga pernah merasa kehilangan, yaitu ketika anaknya yang berusia 11 bulan akhirnya dipanggil Yang Maha Kuasa.

Dari situ saya belajar. Saya memang harus iklas. Dibalik musibah yang saya alami pasti ada sesuatu yang bisa saya ambil. Dan yang pasti juga, tidak seharusnya saya mengeluh, karena ternyata masih lebih banyak yang rasa kehilangannya jauh lebih besar dibandingkan saya.
everything happens for a reason

Salam

0 comments: