Apa itu Berkecukupan?

Tidak tahu dimulai dari mana menceritakannya, banyak sekali yang berkecamuk di kepala saya.Memang saya jarang sekali mencurahkannya disini, saya suka teralihkan dengan memosting gambar dan melihat gambar di instagram. Iya semacam pelarian. Namanya juga pelarian, saya lupa beberapa saat dengan yang berkecamuk itu pada saat berlari, namun saya akan kemabli diributkan dengan perkecamukan itu ketika kembali dari pelarian tadi.

Salah satu yang berkecamuk itu adalah tentang bersyukur. Saya bersyukur bahwa saat ini saya masih hidup, saya masih sehat, masih bisa dengerin lagu, masih bisa olahraga, masih bisa naik motor, masih bisa makan daging kambing, dan masih-masih lainnya. Saya bersyukur dengan keadaan saya sekarang karena pasti ada alasan yang sangat kuat kenapa saya ada di kondisi saya yang sekarang. Namun demikian, saya juga tetap bermimpi untuk bisa menjadi dan memilki sesuatu yang lebih baik.

Kemudian, saya jadi ingat dengan kehidupan teman saya yang hidup berpasangan. Dia menceritakan bahwa kehidupannya dengan sang pasangan sekarang ini tidak lagi semanis ketika beberapa tahun silam. Kalau dilihat saat ini kedua belah pihak secara karir dan penghasilan lebih baik, karena mereka berdua setiap tahunnya karirnya selalu meningkat. Hal itu juga berdampak pada hal hal lain penunjang hidup mereka. Liburan mereka sekarang menggunakan pesawat atau kereta, sementara mereka dulu hanya menggunakan sepeda motor, kendaraan roda dua mereka sudah berubah menjadi beroda empat, handphone mereka sudah berubah, sudah bisa untuk pesan tiket pesawat atau booking hotel, bisa untuk melihat video, dan sudah berjumlah lebih dari 2. Dulu untuk melihat video mereka menontonnya dengan menggunakan laptop yangdisusun sedemikian rupa dengan meja lipat supaya mendapat pengalaman menonton yang mirip seperti bioskop, sementara sekarang tiap kali mau menonton video cukup dengan mainkan remote dan menyaksikan videonya dari tv layar datar, sudah tidak tv tabung seperti dulu.

Mereka dulu tinggal di sebuah ruang sempit yang bahkan lebarnya tidak cukup untuk merentangkan kedua tangan, namun itu memungkinkan mereka untuk bisa terus bersama; berdekatan. Tempat tinggal mereka sekarang adalah berkali kali lipat luasnya dibandingkan yang dulu, dengan kasur lebih empuk, kamar mandi lebih bersih, dan disertai space tersisa yang cukup luas. Alat elektronik andalan mereka waktu itu adalah sebuah sebuah magic kom yang bisa membuat nasi atau memasak mie instan, berbeda dengan sekarang mereka memilki alat pemanas dan pendingin, alat masak lengkap, kipas angin besar dan kecil, mainan eletronik, dan masih banyak lagi, begitu juga dengan perabotan pengisi rumah.

Secara pencapaian kalau dilihat dari gambaran diatas adalah jauh lebih baik keadaan yang sekarang. Apa yang mereka miliki saat ini membuat hidup mereka lebih mudah. “memang lebih mudah secara kehidupan” tukas teman saya “ tapi ternyata tidak untuk kehidupan cinta kami”.

Dengan bijak teman saya menerangkan bahwa tidak dipungkiri bahwa mereka menikmati pencapaian mereka saat ini, dan mereka juga haus untuk mencapai lebih dari kondisi saat ini. Itu natural. Itu alamiah. Tapi, dulu mereka begitu bisa menikmati kebersamaan dengan maksimal karena pada saat itu fokusnya adalah keberadaan dan kebersamaan mereka itu sendiri. Saat ini kebersamaan ini sudah tidak menjadi fokus lagi, kalaupun adalah sebuah fokus maka harus bersaing dengan fokus lain seperti, pekerjaan, juga kesenangan lain yang diberikan oleh benda-benda yang mereka miliki saat ini. Lebih banyak pilihan untuk menuju kebahagian dibandingkan dulu lebih tepatnya, begitu kata teman saya. Mungkin itu memang yang harus dibayar untuk mencapai semua ini. Kata lainnya adalah pengorbanan. Dan itu juga adalah alami.

Teman saya kemudian menasehati “ingatlah kamu bahwa segala sesuatu memang harus dibayar-ada pengorbanannya, bahwa akan lebih hidup dan menyenangkan tatkala disediakan banyak pilihan. Namun, behati-hatilah, jangan biarkan pilihan-pilihan yang banyak tersebut akan mengalihkanmu pada pilihan yang sebenarnya kamu cari, kamu rindukan; kebersamaan dengan pasangan, saling membutuhkan, dan quality time.

0 comments: