BERJUANG

Berjuang (lagi lagi)…

Hidup adalah perjuangan, sebuah jargon yang kerap saya dengar, apalagi semenjak saya lulus dari bangku perkuliahan beberapa bulan yang lalu. Banyak orang, teman, saudara yang ngomong langsung ke saya,
“ selamat memasuki kehidupan nyata ya, Mas..” atau
“ selamat berjuang ya…”
“samapi ketemu lagi saat kita sudah sukses! “
Macem macem tapi intinya satu; selamat berjuang di kehidupan nyata ini… maka sejak lulus kemarin itu, saya mulai berjuang dalam arti mencari kerja, nglamar sana sini,, interview sana sini,, meski yang saya lakukan itu pun tak sebanyak yang dilakukan beberapa teman saya..

Sampai akhirnya saya pun mendapat apa yang disebut itu kerjaan. Saya diterima sebagai sales ha-pe. Tugas saya adalah melayani customer, mengarahkan mereka untuik memilih produk kami sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya..yang inti sebenarnya adalah, jualan sebvanyak-banyaknya…

Pada awalnya saya kurang menyukainya dengan alasan waktu bekerja yang memakai sistem shift, libur yang gak jelas, gaji yang ‘kurang’ sesuai dengan keinginan dan sebagainya..

Sampai suatu ketika, saya melihat sebuah carrer expo di sebuah gedung beberapa minggu yang lalu. Peminatnya banyak sekali, sampai menurut berita yang saya baca di koran, kaca –kaca tempat kegitan itu berlangsung pada pecah! Nah, asumsinya apa coba? Ada banyak sekali teman teman saya diluar yang masih nganggur, cari kerja gak dapat dapat! Terus lagi teman-teman seangkatan yang kemarin lulus bareng, hanya beberapa saja yang sudah’bekerja’, sisanya masih banyak yang belum bekerja.

Maka saya pun sadar, saya jauh lebih beruntung dibandingkan mereka. Saya punya kerjaan—paling gak ada kegitan, terus ijasah saya dihargai pula. Seneng kan rasanya , hasil belajar saya selma sekian tahun akhirnya bisa memberkian sesuatu yang cukup beharga? Karena ada kasus, seseorang di kantor , dengan tingkat pendidikan sama dengan saya, namun dia bekerja pada posisi di bawah saya! Nah lho, masih beruntung to?

Saya jadi malu, kadang saya masih suka membandingkan pekerjaan saya itu dengan punyanya orang lain, terutama menyangkut gaji. Saya selalu melihat ke atas, lupa untuk menunduk sedikit ke bawah….. saya tidak mensyukuri hidup saya. Saya tidak ingat kalau hidup ini memang berjuang, berproses menuju cita-cita…

Semarang, 10 desember 2006, 23:40

0 comments: