Sungguh, aslinya sudah lama sekali aku pengen mampir kesini. Menumpahkan apa yang sering parkir di pikiran saya. Ditunda dan ditunda lama lama gak berasa sudah mau akhir tahun lagi. Ini sudah bulan kesepuluh di tahun 2018. Kalau dibiarkan, lama lama yang pernah saya alami dan saya pikirkan bisa hilang begitu saja. Termakan bulan. Tanpa kenangan.
Sama seperti postingan sebelumnya, mau gak mau jadinya saya rekap sedikit perjalanan saya di tahun ini. Meski singkat, padat, tapi saya percaya ini bisa memancing memori saya kalau suatu saat butuh flashback alias berkilas balik. Kan gitu soalnya katanya, kenangan bisa jadi bahan pembelajaran.
Januari
Kuawali tahun dengan pindah tempat tinggal. Sedih? Iya. Senang? Juga iya, karena merasa ada tantangan baru. Sedih karena di tempat lama yakni Kwitang saya sudah tinggal selama 7 tahun. Saya terlalu mencintai Kwitang. Kwitang sudah menjadi bagian dari hidup yang gak bakal saya lupakan. Saya tumbuh, belajar, dan senang sedih ada di Kwitang. Kwitang adalah saksi utama hidup saya di Jakarta.
Malam tahun baru saya pindah ke apartemen di bilangan Pramuka, hampir mepet ke Jakarta Timur. Sebuah keputusan besar, karena itu sedikit banyak berpengaruh ke pos pengeluaran. Banyak hal hal yang harus saya adaptasi ketika pindah tinggal di apartemen, seperti tidak asal maku dinding, cari makan tidak segampang turun tangga lalu buka gerbang, dan masih banyak lagi. Namun Alhamdullah, saya merasa tidak salah mengambil keputusan ini. Saya merasa di 9 bulan yang sudah saya lewati di apartmen ini, saya merasa kehidupan saya menjadi lebih baik.
Pemandangan balkon saya yang bikin jatuh cinta awal mulanya, namun hingga kini saya jarang duduk di balkon seperti rencana awal.
Pindahan
Pemandangan balkon saya.
Februari
Jika awal Januari saya pindah tempat tinggal. Di minggu dua Februari tepatnya, kantor saya pindah ke Cilandak. Sebuah daerah yang saya gak ngerti itu dimana. Yang jelas jauhnya berkali kali lipat dari jarak kantor-rumah yang sebelumnya. Ke Cilandak saya harus naik 3 tranportasi dulu untuk ke kantor dengan jarak tempuh dua jam. Fyuh.
Yang menyenangkan, di Cilandak ini Departemen saya diberikan kepercayaan untuk mengurus gedung sendiri! iya, serumah sendiri. Yaudah, repotnya kaya pindahan rumah. Alhamdullah nya saya berhasil melewati masa masa pindahkan dan akhirnya pelan pelan bisa bikin rumah itu layaknya rumah. Enak, nyaman dan kadang bikin kangen.
Ruang tamu rumah baru (masih belum ada bunga bunga)
Halaman depan rumah baru (masih ala kadarnya, tapi bikin bangga)
Konrdisi umah pada saat disurvey pertengahan tahun lalu (2017) |
Maret
Aku lupa di bulan ini aku kemana atau bagaimana. Namun yang pasti, masih ada kaitannya dengan rumah baru itu. Jadi, kalau di bulan Februari kami menempati rumah baru, di bulan Maret penghuni rumah baru itu semuanya, berikut sepupu sepupunya yang dari Surabya dan Medan ketemu dan nangis ketawa bareng di Bogor. Kami nginep dua hari 1 malam buat rapat keluarga yang pertama kali. Dalam hati saya tertegun, dulu kami adalah keluarga yang sangat kecil, kini tumbuh menjadi keluarga yang besar dengan cepatnya.
Follow Us
Were this world an endless plain, and by sailing eastward we could for ever reach new distances